Sifat nifaq atau yang lebih dikenal dengan sebutan munafik terdapat pada
pribadi orang-orang yang sukar diajak maju. Nifaq adalah sikap perbuatan manusia yang selalu bermuka
dua yakni apa yang ditampakkan tidak sama dengan keadaaan yang
sebenarnya. Biasanya manusia seperti ini selalu menampakkan kebaikan dan
menyembunyikan keburukannya.
Keras hati di dalam bahasa Arab sama dengan qaswah al-qalb artinya
kekerasan hati, atau kebengisan. Ibnu Qayyim al-Jauzi dalam kitabnya alFawaid berpendapat bahwa tidaklah seorang hamba mendapat hukuman
yang lebih berat dari pada hati yang keras dan jauh dari Allah Swt. Dalam
kehidupan modern yang perubahannya begitu cepat, terkadang hati manusia
yang tidak kuat sehingga menjadi berubah-ubah. Hati bisa menjadi sehat dan bisa
menjadi sakit. Secara psikologi, keras kepala berarti sikap seseorang yang
menolak mengubah pendiriannya. Orang yang keras kepala memiliki prinsip
“saya tidak akan berubah, kalian pun tidak bisa memaksa saya untuk berubah”.
1. MUNAFIK
Al-qur’an mengemukakan tentang tiga golongan manusia, yaitu golongan orang yang beriman, kufur, dan munafik. Orang munafik perilakunya
menipu. Mereka menipu Allah Swt. dan orang-orang yang beriman dengan
cara menampakkan keimanan mereka kepada Allah Swt. dan orang-orang
mukmin melalui ucapan-ucapan bohong agar bisa selamat dari pembunuhan,
perampasan dan penyiksaan di dunia.
Padahal perbuatan munaik adalah salah satu perbuatan yang dibenci
Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat al-Baqarah ayat: 8
sebagai berikut: “Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman
kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah
orang-orang yang beriman”.
-------- Ciri ciri orang munafik:
1. Berbohong dalam berucap.
2. Mengingkari janji
3. Pengkhianat.
Golongan munafik adalah orang-orang yang menyusup ke tengah kaum muslimin dengan topeng keimanan palsu untuk merusak dari dalam. Mereka menggunakan berbagai tipu daya tanpa memedulikan halal dan haram. Bahaya utama sifat munafik adalah merusak persatuan umat, melemahkan semangat juang, dan menggoyahkan keimanan kaum muslimin.
* Bahaya sifat munafik antara lain:
1. Bahaya terhadap diri sendiri.
Orang munaik akan merasa tidak tenang karena ia takut akan ketahuan
orang lain dari sifat dusta dan khianat.
2. Bahaya terhadap orang lain
Orang munafik hatinya selalu kotor, ia selalu berangan-angan untuk
mencari kesempatan dan keuntungan tanpa memperhatikan norma-norma
kebenaran, sehingga merugikan sangat orang lain. Seperti berbohong, menjadikan sumpah kebohongannya sebagai tameng, menghalangi jalan Allah SWT, jelek amal, jelek hati, tampilannya menarik tetapi rusak hatinya, manis perkataannya tapi buruk perilakunya, buruk sangka (su'udzon).
* Hal-hal yang harus
dilakukan oleh seorang mukmin terhadap orang munafik yang dijelaskan
dalam ayat-ayat lain diantaranya adalah:
a) Jangan diikuti dan jangan hiraukan gangguannya serta bertawakallah
pada Allah.
b) Harus tabayun/mencari kebenaran jika dapat berita dari orang munafik.
c) Jangan berteman dengan orang munafik jika mereka mengejek dan
mencela al-ur’an.
d) Selalu bersikap hati-hati dan waspada tehadap orang munafik.
2. KERAS HATI
Di era digital saat ini, kehidupan manusia banyak dipengaruhi oleh gaya hidup hedonis, materialis, dan liberal. Kemajuan teknologi menyebabkan perubahan cepat yang berdampak pada moral, nilai kehidupan, dan spiritualitas. Hal ini memicu sikap individualistis dan menurunnya nilai moral, yang berujung pada hilangnya jati diri, stres, kegelisahan, dan krisis spiritual. Dalam kondisi seperti ini, hati manusia mudah berubah dan menjadi keras (qaswah al-qalb), yaitu sikap kebengisan dan kekakuan hati, karena tidak mampu menghadapi perubahan zaman yang cepat.
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauzi, hati manusia terbagi menjadi tiga jenis:
Hati yang sehat (Qalbun Salim):
Hati ini mengenal kebenaran, beriman kepada Allah dan hari kiamat, serta bersyahadat hanya kepada Allah. Hati ini bersih, ikhlas, dan penuh keimanan.
Hati yang mati (Mayyit al-Qalb):
Hati ini tidak mengenal, mencintai, atau menyembah Allah. Ia dikuasai hawa nafsu, syahwat, kebodohan, dan kelalaian. Tidak peduli dengan ridha atau murka Allah.
Hati yang sakit (Maridh al-Qalb):
Hati ini berada di antara sehat dan mati. Ia memiliki keimanan dan cinta kepada Allah, tapi juga terpengaruh oleh penyakit hati seperti dengki, sombong, cinta dunia, dan hawa nafsu.
Tanda-tanda hati yang mulai mengeras antara lain:
Malas berbuat kebaikan dan taat, serta meremehkan maksiat.
Tidak tersentuh oleh ayat-ayat Al-Qur’an.
Tidak terpengaruh oleh ujian, musibah, dan cobaan dari Allah Swt.
Beberapa sebab yang dapat membuat hati menjadi keras, antara lain:
Kemusyrikan, kekufuran, dan kemunafikan
Melanggar perjanjian dengan Allah Swt.
Terlalu banyak tertawa.
Banyak berbicara dan makan berlebihan
Sering melakukan dosa.
Lalai dari ketaatan kepada Allah SWT.
Obat dari Keras Hati.
Berikut adalah hal-hal yang dapat melunakkan hati:
a) Beriman kepada Allâh Swt dan selalu meningkatkan keimanan.
b) Banyak mengingat Allâh (zikir) dan membaca Al-ur’ân
c) Belajar ilmu agama
d) Berlindung kepada Allâh dari hati yang tidak khusyu dengan doa
e) Berbuat baik terhadap anak yatim dan orang miskin
f) Banyak mengingat kematian dan berziarah kubur
g) Menghadiri majlis taklim dan majlis nasihat
h) Menjauhi sebab sebab terjadinya fitnah dan dosa.
No comments:
Post a Comment